PUSAT PERTANGGUNG JAWABAN
PUSAT INVESTASI
A. PUSAT
INVESTASI
Bentuk pusat pertanggungjawaban yang
paling lengkap adalah pusat investasi. Pusat investasi memiliki semua hak
keputusan pusat biaya dan pusat laba serta hak keputusan atas jumlah modal yang
akan diinvestasikan.
Pengertian pusat investasi menurut
Mulyadi dalam bukunya “Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa”
menerangkan bahwa: “Pusat investasi adalah pusat laba yang manajernya diukur
prestasinya dengan menghubungkan laba yang diperoleh pusat pertanggungjawaban
tersebut dengan investasi yang bersangkutan” (20014;27)
Pusat
investasi merupakan pusat pertanggungjawaban yang bertugas untuk mengatur
investasi guna mencapai laba yang seoptimal mungkin. Kewenangan Pusat Investasi
adalah menyangkut pengelolaan laba (yang terdiri atas pendapatan dan biaya)
serta mengelola asset yang dipergunakan untuk memperoleh laba. Dengan demikian,
Pusat Investasi diukur prestasinya berdasarkan perbandingan antara laba yang diperoleh
dengan aset (investasi) yang dipergunakan. Laporan kinerja suatu pusat
investasi tidak hanya terbatas pada laba yang diperoleh tapi juga jumlah asset yang digunakan dalam memperoleh
laba.
a. Tujuan pengukuran prestasi suatu
pusat investasi, adalah :
1. Menyediakan alat
evaluasi proyek investasi masa lalu dan masa yang akan datang, baik secara
individual maupun secara keseluruhan.
2. Menyediakan
informasi yang bermanfaat bagi manajer divisi dan manajer kantor pusat untuk
membuat keputusan investasi yang tepat bagi divisi dan perusahaan secara
keseluruhan.
3. Memotivasi
manajer divisi agar selalu memonitor aktiva, utang, dan modal divisi yang
digunakan sebagai dasar penentuan besarnya investasi.
4. Mengukur kinerja manajer pusat investasi dan mengukur kinerja divisi sebagai suatu entitas ekonomi.
5. Sebagai
dasar pemberian insentif pada setiap manajer pusat investasi sesuai dengan
kinerja masing-masing.
Pengukuran kinerja pusat investasi diperlukan karena
suatu divisi yang memperoleh laba tinggi tidak berarti mempunyai kinerja yang
baik jika laba tersebut dihubungkan dengan investasi yang digunakan untuk
menghasilkan laba tersebut.
Keterangan
|
Divisi
A
|
Divisi
B
|
Laba
Divisi
|
Rp.
5.000.000
|
Rp.
4.000.000
|
Investasi
|
Rp.
50.000.000
|
Rp.
25.000.000
|
Rasio
Laba atas Investasi
|
10%
|
16%
|
Dari contoh
di atas menunjukkan bahwa laba absolut Divisi A lebih tinggi dibandingkan
dengan laba absolut Divisi B. Namun Divisi A menggunakan investasi yang jauh
lebih besar dibandingkan dengan Divisi B, sehingga rasio laba atas investasi
Divisi A lebih rendah bila dibandingkan dengan Divisi B.
Informasi
dari Pusat Investasi dapat digunakan memotivasi Manajer Divisi dalam:
1. Menghasilkan
laba yang memadai dengan wewenang mengambil keputusan tentang sumber ekonomi
dan fasilitas fisik yang digunakan.
2. Mengambil
keputusan untuk menambah investasi bila investasi tersebut memberikan kembalian
(return) yang memadai.
3. Mengambil
keputusan untuk melepas/mengurangi investasi yang tidak memberikan kembalian
(return) yang memadai.
b. Masalah
yang timbul pada Pusat Investasi adalah berkaitan dengan pengukuran dan tolok ukur prestasi
pusat investasi.
1. Pada
umumnya tujuan manajer unit usaha adalah memperoleh laba yang memuaskan dari
investasi yang ditanamkan.
2. Laba
yang yang diperoleh, berasal dari modal yang ditanam untuk memperoleh laba
tersebut.
3. Makin
besar modal yang ditanam belum tentu makin besar pula labanya.
c.
Penentu Elemen Aktiva sebagai Dasar Investasi.
- Kas
Kas
dimasukkan sebagai elemen investasi, pedoman penentuan besarnya kas adalah :
a) Dalam rangka pengukuran kinerja manajer divisi, kas
yang dimasukkan sebagai elemen investasi dibatasi sebesar kas yang terkendali
oleh manajer divisi.
b) Kas yang dimasukkan sebagai elemen investasi adalah
sebesar kas yang diperlukan oleh divisi sebagai kesatuan ekonomi yang berdiri
sendiri. Masalahnya :
ü Biasanya kantor pusat menginginkan pengelolaan kas
disentralisasi oleh kantor pusat sehingga saldo kas divisi relatif kecil.
ü Divisi cendrung memiliki kas yang relatif kecil, hanya
cukup untuk membelanjai keperluan rutin.
- Piutang
a) Piutang yang diperhitungkan sebagai elemen investasi
adalah piutang yang dapat dikendalikan divisi.
b) Manajer divisi dapat mengendalikan piutang jika,
diberi wewenang untuk menentukan syarat penjualan kredit, kebijakan piutang dan
penagihan piutang.
c) Piutang yang diperhitungkan sebagai elemen investasi
adalah sebesar piutang divisi sebagai suatu kesatuan ekonomi yang berdiri
sendiri.
d) Penentuan piutang dapat didasarkan atas piutang neto,
yaitu sebesar piutang bruto dikurangi cadangan kerugian piutang.
e) Saldo piutang yang digunakan untuk menentukan
investasi dapat didasarkan pada, saldo piutang pada akhir periode atau saldo
piutang rata-rata.
3. Persediaan.
Persediaan
yang diperhitungkan sebagai elemen investasi adalah persediaan yang
terkendalikan divisi. Persediaan yang diperhitungkan sebagai elemen
investasi adalah sebesar persediaan divisi sebagai suatu kesatuan ekonomi yang
berdiri sendiri. Persediaan biasanya dicatat pada
jumlah akhir periode. Jika perusahaan menggunakan metode LIFO untuk tujuan
akuntansi keuangan, maka persediaan sebaiknya dinilai pada biaya standar atau
rata-rata. Jika persediaan barang dalam proses didanai melalui pembayaran
dimuka atau pembayaran cicilan dari konsumen maka pembayaran tersebut akan
dikurangi dari jumlah persediaan kotor atau dilaporkan sebagai kewajiban.
Pada satu sisi, perusahaan memasukkan
seluruh aktiva lancar ke dalam dasar investasi dengan tidak mengeliminasi
kewajiban lancar. Metode tersebut tepat jika unit-unit usaha tidak dapat
mempengaruhi utang atau kewajiban lancar lainnya. Di lain pihak, seluruh
kewajiban lancar dapat dikurangkan dari aktiva lancar. Metode ini menyediakan
ukuran yang baik atas modal yang
disediakan oleh perusahaan
4.
Properti, Pabrik dan Peralatan (Aktiva Tetap).
Aktiva tetap dicatat dng harga perolehan dan didepresiasi sepanjang umur
ekonomisnya. Pendekatan ini digunakan untuk mengukur profitabilitas unit usaha
yang menggunakan aktiva ini.
5. Asset-asset
yang disewagunausahakan.
Ø Para
manajer unit usaha lebih terdorong untuk menyewa daripada memiliki aktiva
ketika beban bunga yang terkandung dalam biaya sewa lebih kecil daripada beban
modal yang dikenakan pada dasar investasi dari unit usaha. Jika
aktiva tetap dibeli, maka besarnya investasi divisi yang bersangkutan akan
bertambah. Jika aktiva tetap disewa, maka besarnya investasi divisi yang
bersangkutan tidak bertambah.
6. Aktiva tetap menganggur
Ø Beberapa perlakuan aktiva tetap yang menganggur :
a) Jika aktiva tetap menganggur dalam suatu divisi tidak
dapat digunakan oleh divisi lain, maka tanggung jawab aktiva tersebut tetap
berada pada manajer divisi yang bersangkutan dan dimasukkan sebagai elemen
investasi divisi yang bersangkutan.
b) Jika aktiva tetap yang menganggur dalam suatu divisi
dapat digunakan oleh divisi lain, maka tanggung jawab aktiva dapat dipindahkan
pada manajer divisi yang memanfaatkannya.
B. Terdapat
dua metode dalam mengukur prestasi Pusat Investasi:
1)
Pusat investasi diukur prestasinya
dengan menghitung laba yang diperoleh dengan investasinya (investment base).
Perhitungan ini disebut dengan Return on Investmen atau ROI.
2)
Pengukuran prestasi dilakukan dengan
menghitung Economic Value Added (EVA) yang sering disebut juga sebagai residual
income.
1.
ROI
(Return On Investment).
Ø Pengukur kinerja pusat investasi dengan menentukan
besarnya rasio laba dengan investasinya.
Ø Jika ROI yang diharapkan dari suatu divisi besarnya
18% per tahun, maka kinerja divisi dinilai baik jika ROI sesungguhnya tercapai
minimal sebesar 18%, jika tidak tercapai maka kinerja divisi dinilai tidak
baik.
Rumus
ROI:
ROI =Laba Operasi : Rata-Rata Aktiva
Operasi
= (laba
operasi : penjualan) x (penjualan : rata-rata aktiva operasi) Atau
ROI
= Margin x Perputaran
Ø Usaha meningkatkan ROI
ü Mengurangi biaya sehingga laba dapat ditingkatkan.
ü Meningkatkan penjualan yang dapat meningkatkan laba.
ü Meningkatkan rasio laba terhadap penjualan.
ü Menurunkan investasi divisi
Keuntungan ROI :
ü Merupakan metode pengukuran yang obyektif yang
didasarkan pada data akuntansi yang tersedia.
ü ROI merupakan pengukuran yang komprehensif dimana semua
mempengaruhi laporan keuangan tercermin dari rasio ROI.
ü Memungkinkan pembandingan kinerja antardivisi meskipun
skala kegiatan usaha divisi dan bidang bisnisnya berbeda.
ü Mendorong
manajer untuk memberikan perhatian yang lebih luas terhadap hubungan antara
penjualan, biaya, dan investasi yang seharusnya menjadi focus bagi manajer
investasi.
ü Mendorong
efisiensi biaya, bisa mengurangi investasi yang berlebihan
Kelemahan ROI
:
ü Manajer
pusat investasi cenderung menolak investasi yang bisa menurunkan ROI pusat pertanggungjawabannya,
walaupun akan meningkatkan profitabilitas perusahaan secara keseluruhan.
ü Mendorong
manajer pusat investasi hanya berpikiran jangka pendek tanpa memperhatikan
kepentingan jangka panjang.
2. Residual Income (RI) atau
Economic Value Added (EVA).
ü Merupakan laba yang dihitung dari selisih antara laba
bersih dikurangi dengan biaya modal yang diperhitungkan atas investasi.
ü Ukuran kinerja manajer diukur dari kemampuannya untuk
menghasilkan rupiah RI/EVA yang sebesar mungkin.
ü Merupakan laba yang dihitung dari selisih antara laba
bersih dikurangi dengan biaya modal yang diperhitungkan atas investasi.
ü Ukuran kinerja manajer diukur dari kemampuannya untuk
menghasilkan rupiah RI/EVA yang sebesar mungkin
Rumusan EVA :
EVA = Laba bersih – Beban modal
Beban modal = Biaya modal x
Modal yang digunakan
EVA = Modal yang digunakan(ROI-Biaya Modal)
a) Keuntungan EVA :
ü Divisi yang investasinya sebanding mempunyai mempunyai
sasaran laba yang sama.
ü Aktiva yang berbeda dapat dibebani persentase biaya
modal yang berbeda.
ü Mendorong manajer divisi untuk melakukan investasi
yang dapat menghasilkan RI sebesar mungkin.
ü EVA memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap
perubahan-perubahan dalam nilai pasar perusahaan.
b) Kelemahan
EVA:
ü Sulit menentukan biaya modal secara obyektif.
ü EVA jarang dipakai dalam Pratik.
ü EVA hanya mengukur salah satu keberhasilan tujuan
bisnis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar