Kamis, 10 April 2014

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN-PUSAT INVESTASI





PUSAT PERTANGGUNG JAWABAN
PUSAT INVESTASI


A.    PUSAT INVESTASI

Bentuk pusat pertanggungjawaban yang paling lengkap adalah pusat investasi. Pusat investasi memiliki semua hak keputusan pusat biaya dan pusat laba serta hak keputusan atas jumlah modal yang akan diinvestasikan.
Pengertian pusat investasi menurut Mulyadi dalam bukunya “Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa” menerangkan bahwa: “Pusat investasi adalah pusat laba yang manajernya diukur prestasinya dengan menghubungkan laba yang diperoleh pusat pertanggungjawaban tersebut dengan investasi yang bersangkutan” (20014;27)
Pusat investasi merupakan pusat pertanggungjawaban yang bertugas untuk mengatur investasi guna mencapai laba yang seoptimal mungkin. Kewenangan Pusat Investasi adalah menyangkut pengelolaan laba (yang terdiri atas pendapatan dan biaya) serta mengelola asset yang dipergunakan untuk memperoleh laba. Dengan demikian, Pusat Investasi diukur prestasinya berdasarkan perbandingan antara laba yang diperoleh dengan aset (investasi) yang dipergunakan. Laporan kinerja suatu pusat investasi tidak hanya terbatas pada laba yang diperoleh tapi juga jumlah asset yang digunakan dalam memperoleh laba.

a.       Tujuan pengukuran prestasi suatu pusat investasi, adalah :
1.      Menyediakan alat evaluasi proyek investasi masa lalu dan masa yang akan datang, baik secara individual maupun secara keseluruhan.
2.      Menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajer divisi dan manajer kantor pusat untuk membuat keputusan investasi yang tepat bagi divisi dan perusahaan secara keseluruhan.
3.      Memotivasi manajer divisi agar selalu memonitor aktiva, utang, dan modal divisi yang digunakan sebagai dasar penentuan besarnya investasi.
4.      Mengukur  kinerja manajer  pusat investasi dan mengukur kinerja  divisi sebagai suatu entitas ekonomi.
5.      Sebagai dasar pemberian insentif pada setiap manajer pusat investasi sesuai dengan kinerja masing-masing.
Pengukuran kinerja pusat investasi diperlukan karena suatu divisi yang memperoleh laba tinggi tidak berarti mempunyai kinerja yang baik jika laba tersebut dihubungkan dengan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.
Keterangan
Divisi A
Divisi B
Laba Divisi
Rp. 5.000.000
Rp. 4.000.000
Investasi
Rp. 50.000.000
Rp. 25.000.000
Rasio Laba atas Investasi
10%
16%

Dari contoh di atas menunjukkan bahwa laba absolut Divisi A lebih tinggi dibandingkan dengan laba absolut Divisi B. Namun Divisi A menggunakan investasi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan Divisi B, sehingga rasio laba atas investasi Divisi A lebih rendah bila dibandingkan dengan Divisi B.

Informasi dari Pusat Investasi dapat digunakan memotivasi Manajer Divisi dalam:
1.      Menghasilkan laba yang memadai dengan wewenang mengambil keputusan tentang sumber ekonomi dan fasilitas fisik yang digunakan.
2.      Mengambil keputusan untuk menambah investasi bila investasi tersebut memberikan kembalian (return) yang memadai.
3.      Mengambil keputusan untuk melepas/mengurangi investasi yang tidak memberikan kembalian (return) yang memadai.

b.      Masalah yang timbul pada Pusat Investasi adalah berkaitan dengan pengukuran dan tolok ukur prestasi pusat investasi.
1.      Pada umumnya tujuan manajer unit usaha adalah memperoleh laba yang memuaskan dari investasi yang ditanamkan.
2.      Laba yang yang diperoleh, berasal dari modal yang ditanam untuk memperoleh laba tersebut.
3.      Makin besar modal yang ditanam belum tentu makin besar pula labanya.

c.       Penentu Elemen Aktiva sebagai Dasar Investasi.
  1. Kas
Kas dimasukkan sebagai elemen investasi, pedoman penentuan besarnya kas adalah :
a)      Dalam rangka pengukuran kinerja manajer divisi, kas yang dimasukkan sebagai elemen investasi dibatasi sebesar kas yang terkendali oleh manajer divisi.
b)      Kas yang dimasukkan sebagai elemen investasi adalah sebesar kas yang diperlukan oleh divisi sebagai kesatuan ekonomi yang berdiri sendiri. Masalahnya :
ü  Biasanya kantor pusat menginginkan pengelolaan kas disentralisasi oleh kantor pusat sehingga saldo kas divisi relatif kecil.
ü  Divisi cendrung memiliki kas yang relatif kecil, hanya cukup untuk membelanjai keperluan rutin.

  1. Piutang
a)      Piutang yang diperhitungkan sebagai elemen investasi adalah piutang yang dapat dikendalikan divisi.
b)      Manajer divisi dapat mengendalikan piutang jika, diberi wewenang untuk menentukan syarat penjualan kredit, kebijakan piutang dan penagihan piutang.
c)      Piutang yang diperhitungkan sebagai elemen investasi adalah sebesar piutang divisi sebagai suatu kesatuan ekonomi yang berdiri sendiri.
d)     Penentuan piutang dapat didasarkan atas piutang neto, yaitu sebesar piutang bruto dikurangi cadangan kerugian piutang.
e)      Saldo piutang yang digunakan untuk menentukan investasi dapat didasarkan pada, saldo piutang pada akhir periode atau saldo piutang rata-rata.

3.      Persediaan.
Persediaan yang diperhitungkan sebagai elemen investasi adalah persediaan yang terkendalikan divisi. Persediaan yang diperhitungkan sebagai elemen investasi adalah sebesar persediaan divisi sebagai suatu kesatuan ekonomi yang berdiri sendiri. Persediaan biasanya dicatat pada jumlah akhir periode. Jika perusahaan menggunakan metode LIFO untuk tujuan akuntansi keuangan, maka persediaan sebaiknya dinilai pada biaya standar atau rata-rata. Jika persediaan barang dalam proses didanai melalui pembayaran dimuka atau pembayaran cicilan dari konsumen maka pembayaran tersebut akan dikurangi dari jumlah persediaan kotor atau dilaporkan sebagai kewajiban.
Pada satu sisi, perusahaan memasukkan seluruh aktiva lancar ke dalam dasar investasi dengan tidak mengeliminasi kewajiban lancar. Metode tersebut tepat jika unit-unit usaha tidak dapat mempengaruhi utang atau kewajiban lancar lainnya. Di lain pihak, seluruh kewajiban lancar dapat dikurangkan dari aktiva lancar. Metode ini menyediakan ukuran yang baik  atas modal yang disediakan oleh perusahaan
4.      Properti, Pabrik dan Peralatan (Aktiva Tetap).
Aktiva tetap dicatat dng harga perolehan dan didepresiasi sepanjang umur ekonomisnya. Pendekatan ini digunakan untuk mengukur profitabilitas unit usaha yang menggunakan aktiva ini.
5.      Asset-asset yang disewagunausahakan.
Ø  Para manajer unit usaha lebih terdorong untuk menyewa daripada memiliki aktiva ketika beban bunga yang terkandung dalam biaya sewa lebih kecil daripada beban modal yang dikenakan pada dasar investasi dari unit usaha. Jika aktiva tetap dibeli, maka besarnya investasi divisi yang bersangkutan akan bertambah. Jika aktiva tetap disewa, maka besarnya investasi divisi yang bersangkutan tidak bertambah.

6.      Aktiva tetap menganggur
Ø  Beberapa perlakuan aktiva tetap yang menganggur :
a)      Jika aktiva tetap menganggur dalam suatu divisi tidak dapat digunakan oleh divisi lain, maka tanggung jawab aktiva tersebut tetap berada pada manajer divisi yang bersangkutan dan dimasukkan sebagai elemen investasi divisi yang bersangkutan.
b)      Jika aktiva tetap yang menganggur dalam suatu divisi dapat digunakan oleh divisi lain, maka tanggung jawab aktiva dapat dipindahkan pada manajer divisi yang memanfaatkannya.

B.     Terdapat dua metode dalam mengukur prestasi Pusat Investasi:
1)      Pusat investasi diukur prestasinya dengan menghitung laba yang diperoleh dengan investasinya (investment base). Perhitungan ini disebut dengan Return on Investmen atau ROI.
2)      Pengukuran prestasi dilakukan dengan menghitung Economic Value Added (EVA) yang sering disebut juga sebagai residual income.

1.      ROI (Return On Investment).

Ø  Pengukur kinerja pusat investasi dengan menentukan besarnya rasio laba dengan investasinya.
Ø  Jika ROI yang diharapkan dari suatu divisi besarnya 18% per tahun, maka kinerja divisi dinilai baik jika ROI sesungguhnya tercapai minimal sebesar 18%, jika tidak tercapai maka kinerja divisi dinilai tidak baik.
Rumus ROI:
ROI =Laba Operasi : Rata-Rata Aktiva Operasi
 = (laba operasi : penjualan) x (penjualan : rata-rata aktiva operasi) Atau
ROI = Margin x Perputaran

Ø  Usaha meningkatkan ROI
ü  Mengurangi biaya sehingga laba dapat ditingkatkan.
ü  Meningkatkan penjualan yang dapat meningkatkan laba.
ü  Meningkatkan rasio laba terhadap penjualan.
ü  Menurunkan investasi divisi 

Keuntungan ROI :
ü  Merupakan metode pengukuran yang obyektif yang didasarkan pada data akuntansi yang tersedia.
ü  ROI merupakan pengukuran yang komprehensif dimana semua mempengaruhi laporan keuangan tercermin dari rasio ROI.
ü  Memungkinkan pembandingan kinerja antardivisi meskipun skala kegiatan usaha divisi dan bidang bisnisnya berbeda.
ü  Mendorong manajer untuk memberikan perhatian yang lebih luas terhadap hubungan antara penjualan, biaya, dan investasi yang seharusnya menjadi focus bagi manajer investasi.
ü  Mendorong efisiensi biaya, bisa mengurangi investasi yang berlebihan
Kelemahan ROI :
ü  Manajer pusat investasi cenderung menolak investasi yang bisa menurunkan ROI pusat pertanggungjawabannya, walaupun akan meningkatkan profitabilitas perusahaan secara keseluruhan.
ü  Mendorong manajer pusat investasi hanya berpikiran jangka pendek tanpa memperhatikan kepentingan jangka panjang.
2.      Residual Income (RI) atau Economic Value Added (EVA).

ü  Merupakan laba yang dihitung dari selisih antara laba bersih dikurangi dengan biaya modal yang diperhitungkan atas investasi.
ü  Ukuran kinerja manajer diukur dari kemampuannya untuk menghasilkan rupiah RI/EVA yang sebesar mungkin.
ü  Merupakan laba yang dihitung dari selisih antara laba bersih dikurangi dengan biaya modal yang diperhitungkan atas investasi.
ü  Ukuran kinerja manajer diukur dari kemampuannya untuk menghasilkan rupiah RI/EVA yang sebesar mungkin

Rumusan EVA :
EVA                = Laba bersih – Beban modal
Beban modal   = Biaya modal x Modal yang digunakan
EVA                = Modal yang digunakan(ROI-Biaya Modal)

a)      Keuntungan EVA :
ü  Divisi yang investasinya sebanding mempunyai mempunyai sasaran laba yang sama.
ü  Aktiva yang berbeda dapat dibebani persentase biaya modal yang berbeda.
ü  Mendorong manajer divisi untuk melakukan investasi yang dapat menghasilkan RI sebesar mungkin.
ü  EVA memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan-perubahan dalam nilai pasar perusahaan.

b)      Kelemahan EVA:
ü  Sulit menentukan biaya modal secara obyektif.
ü  EVA jarang dipakai dalam Pratik.
ü  EVA hanya mengukur salah satu keberhasilan tujuan bisnis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar